Terlalu lama pula terombang-ambing
Berdiri di depan pintumu yang bercelah sedikit, hanya separuh
dan yang tak kunjung terbuka lebar
Ini kali ke delapan aku menanti
Menghabiskan waktu dengan memunguti serpihan rasa pun harapan
Lelah? Mulanya tidak!
Tapi kini aku mulai merasakannya!
Dan kau tak kunjung menemuiku
Dan kau tak kunjung menemuiku
Malahan kau hanya berteriak dari dalam pintumu, "ketoklah!"
Selalu begitu!
Lalu ia datang
Si kunyuk bernama Penat itu!
Awalnya tak kuhiraukan
Ia hinggap di ujung jari kakiku, kubiarkan
Kemudian ia hinggap di ujung kepalaku!
Membuatku memikirkanmu
Membuatku ingin berbalik, meninggalkan pintumu
Membuatku ingin berbalik, meninggalkan pintumu
Tolong, tengoklah aku sedikit
karena tingkah si Penat itu semakin menjadi-jadi!
Karena kini ia bukan hanya hinggap, tapi juga berbisik;
"Sampai kapan?"
No comments:
Post a Comment