Friday, August 29, 2014

Sepotong Kisah dari Angkringan


       Arloji Ali menunjukkan pukul sebelas malam, tapi ruas jalan itu masih saja ramai. Angkringan sederhana di tepi jalan itu jelas menjadi penyebab banyaknya sepeda motor berjejeran. Muda-mudi yang asyik bercakap-cakap, Bapak pemilik angkringan yang sibuk melayani pembelinya, serta gelas-gelas kaca yang bersentuhan dengan tatakannya menambah hiruk-pikuknya suasana.
        “Eh, Nak Ali. Sudah lama sekali tak jumpa. Mau pesan apa?”
     “Kopi saja, Pak.” Jawab Ali, lalu duduk di selembar tikar yang telah disediakan, sedikit berjauhan dengan ricuhnya muda-mudi itu.
      Tak sampai lima menit, kopi hangat telah disuguhkan di depannya. Ia menyesapnya perlahan, sembari menikmati suasana malam di kota kelahirannya, sejak tiga tahun bekerja di kota orang. Setidaknya ini menghilangkan penatnya, walau belum sepenuhnya. Suasana ini melemparkan ingatan Ali ke masa lampau, sekitar sepuluh tahun yang lalu.
***
      Ia bukan anak keluarga berada, bukan pula seorang kaya-raya. Hidupnya sejak kecil hanya disokong dari usaha angkringan malam Ayahnya dan keterampilan menjahit Ibunya. Tikar-tikar di angkringan Ayahnya, Ibunya sendiri yang menjahit. Membantu Ayahnya  menyuguhkan makanan ringan dan menjahit tikar dengan Ibunya untuk dijual ke tetangga, menjadi favorit Ali semasa kecil.
      “Ali si anak angkringan! Sukanya keluar waktu malam!”
      “Laki-laki hello kitty! Senang menjahit! Hahaha.”
      Ejekan dari ‘mereka yang serba berkecukupan’ seringkali membuatnya geram, malu. Pernah suatu kali Ayahnya kesusahan karena Ibunya yang sakit, dan angkringan terbengkalai karena tak ada yang membantunya. Ali? Mengurung diri di kamar sepanjang malam. Malu, kalau-kalau seorang teman memergokinya melayani pembeli. Tapi tak sampai dua hari ia kembali membantu Ayah-Ibunya. Memangnya mau hidup dari mana kalau bukan ini?
      “Dewasa nanti, mau jadi apa kamu, Nak?”
      “Pengusaha, Yah.”
      Ayahnya terkekeh mendengar jawaban anak semata wayangnya. “Modal dan ilmu berwirausaha dari mana?” 
      “Tentu saja dari Ayah dan Ibu!”
      “Mengapa kau memilih pengusaha? Untuk melanjutkan sekolahmu saja belum pasti.”
      “Karena aku tidak mau hanya berwirausaha di angkringan seperti Ayah,” Beliau hanya tersenyum simpul mendengarkan Ali.
      Semenjak itu Ali tak lagi menghiraukan ejekan ‘mereka yang serba berkecukupan’. Sebaliknya, ia berkutat dengan buku-buku pelajaran yang mulai menguning dan rapuh karena panas matahari dan air hujan. Namun semuanya terbayar sudah. Menjadi pengusaha di kota tak lagi menjadi angan-angan. Malahan kini ia mendengar kabar bahwa mereka yang dulu mengejeknya, bingung mencari pekerjaan untuk menyokong hidup.
***
      Gelas kopi kini kosong sudah. Tapi hangatnya kopi masih terasa di tenggorokan Ali. Sehangat niatnya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Tak sabar rasanya, pikirnya.





Natasha Astria Bella
Kediri, 28 Agustus 2014

  

Friday, August 8, 2014

BERTEMU

Tema: Bertemu
Nats: Amsal 22:2
           Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN.

  Seringkali dalam sebuah pertemuan, terdapat kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Antara orang yang berkecukupan (the haves) dan orang yang berkekurangan (the have nots). Dan yang seringkali terjadi adalah saling menjatuhkan. Menyombongkan diri.
  Tapi dalam Amsal, justru sebaliknya. Kata bertemu (ay. 2) berasal dari kata pagash (Ibrani), yang artinya ialah join; mengikat, menghubungkan, menguatkan dan saling melengkapi. Amsal tidak menuliskan dan TIDAK MENGHENDAKI pertemuan tersebut menjadi ajang show off dan kesenjangan.
  Terbukti dalam Amsal, bahwa Tuhan sendirilah yang menciptakan adanya kaya dan miskin. Semuanya itu bukanlah suatu ketidakadilan, namun merupakan rencana Tuhan supaya kita saling mengasihi. Saling melengkapi dan menyeimbangi. Semuanya memiliki keterikatan, dimana keduanya tidak akan tercapai jika salah satunya ditiadakan. Maka, mari bertemu di dalam Tuhan!

Adopted from: Youth for Christ

Friday, July 25, 2014

The Power of.. ?

  Mungkin sebagian besar orang--termasuk aku berpikiran seperti ini: 'hal baik apa dari dia yang bisa membuatku senang ketika bersamanya?' Atau, 'dia seharusnya mengerti perasaanku, mungkin kalau dia begini, begitu, aku akan senang padanya.'
  Tapi, sepertinya itu hanya menuntut satu pihak saja. Dan seringkali, percuma. Sia-sia.
  Lalu semalam sempat terpikir olehku, how if I change my mindset? Yaitu seperti: 'hal baik apa dari diriku yang bisa membuatnya senang ketika bersamaku?' Atau, 'apa yang bisa kulakukan sehingga dia merasa nyaman denganku?"
  Yah, sepertinya melelahkan. Tapi apa salahnya dicoba? Seperti kebanyakan orang dulu mengatakan, perubahan pada orang lain tergantung pada diri kita sendiri.

Thursday, May 29, 2014

Belum Saatnya

Bacaan: Yohanes 2:1-11
Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." -Yohanes 2:4
♣ Nats di atas sebenarnya mengingatkan kita supaya kita bertindak sesuai apa yang telah difirmankan Tuhan. 
♣ Kalau disuruh menunggu sama Tuhan? Ya tunggu! Jangan terburu-buru memutuskan sesuatu dan bertindak. Pikir dulu dampaknya dan dasari pada firman. Seperti Yesus yang taat pada Bapa, 'saat-Ku belum tiba'. 
♣ Ada 2 hal yg kita harus kerjakan saat menunggu Saat dan Waktu-Nya Tuhan menggerakkan hidup kita :
  ▶ Tetap tinggal dalam Rumah Bapa.     (Lukas 2:49)
Saat kita menunggu, mari kita tetap tinggal dalam irama Pujian dan Penyembahan yang tak putus-putusnya. Rumah Bapa berarti ada kehadiran Bapa di dalam rumah itu dan kehadiran Bapa berarti ada hadiratNya yang akan melingkupi, memberkati dan membawa kita untuk lebih bersekutu dengan Dia.

▶ Minta Roh Kudus hadir dalam hidup  kita. (Yohanes 1:32) 'Nya' disini adalah Yesus, dan Roh turun dalam hidupNya dan tinggal dalam hidupNya. Dan Roh itu adalah Roh Kudus itu sendiri. Roh Kudus lah yang akan menggerakkan hidup kita untuk sampai pada apa yang Tuhan rencanakan untuk hidup kita.
From: www.renungan-spirit.com dengan pengubahan.

No Post Power Syndrome!

Tak Kenal Post Power Syndrome
Bacaan: Mazmur 92:13-16
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar.- Mazmur 92:15
Ketika jalan kita sudah tak bisa lagi tegak. Rambut kita mulai habis dan menyisakan uban. Pinggang kita sering ngilu dan nyeri, ancaman osteoporosis. Gigi-gigi kita tak sekomplit dulu. Tenaga kita jauh berkurang dan nafas kita mudah tersengal-sengal disela-sela aktivitas. Sebuah keadaan yang menyadarkan bahwa kita sekarang sudah lanjut umur!
Bagi banyak orang menjadi manula adalah momok tersendiri. Membayangkan diri tersergap sepi karena semua anak-anaknya sudah memiliki keluarga sendiri-sendiri. Takut kalau-kalau nanti harus “turun mesin” dan berobat ke sana ke mari. Apalagi jika masa pensiun tiba, ia akan kehilangan jabatan, pekerjaan bahkan segala tunjangan yang biasanya diterima harus dihentikan. Hampir sebagian besar orang stress ketika memasuki masa post power syndrome.
Apakah Anda mengalami gejala-gejala tersebut di atas? Mungkin Anda memegang buku ini dengan sedikit gemetaran dan membaca huruf demi huruf dalam renungan ini dengan bantuan kaca pembesar. Meski umur Anda semakin lanjut, jangan pernah percaya bahwa usia lanjut adalah momok yang menakutkan. Ada kabar baik bagi Anda : “Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar .” (Mazmur 92:15)
Sebuah survey yang mempelajari kehidupan 400 orang terkenal dan menemukan bahwa 66% pencapaian terbesar mereka terjadi di atas usia 60 tahun! Konrad Adenauer masih menjadi kanselir Jerman Barat pada usia 80 dan ia memutuskan untuk tidak pernah pensiun. Michael Angelo pada usia 90 tahun masih tetap melukis, meski harus sambil berbaring. Paderewski masih bermain piano pada usia 79 tahun dan membuat hadirin harus melakukan standing ovation setelah mendengar permainannya. Kolonel Sanders memulai bisnis KFC di usia 65 tahun.
Jika kita menjadi tua, itu bukan berarti waktu untuk pensiun. Pensiun dari jabatan boleh-boleh saja, tapi semangat dan idealisme kita jangan pernah pensiun! Percayalah bahwa kita masih bisa terus melakukan sesuatu yang berarti di usia lanjut kita. Sebagai orang percaya, kita tidak akan pernah kenal dengan post power syndrome, sebab sampai pada masa tua kita akan masih terus berbuah.
Isi masa tua kita dengan sesuatu yang berarti dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Adopted from: www.renungan-spirit.com

Saturday, May 24, 2014

Semua Karena Yesus

  Waktu retreat Smapta kemarin, salah satu kakak kelas yang mimpin acara, mimpin lagu Semua Karena Cinta tapi 'cinta'-nya diganti 'Yesus'. Kalau lagu ini dirasakan bener-bener, bisa bikin nangis. Bikin terharu. Bikin inget dan bersyukur. Siapa dan karena apa sih yang bikin aku tetap bisa berdiri di sini kalau bukan Tuhan Yesus dan kasihNya yang besar? Dia telah memberiku hidup baru :)
Hari ini adalah lembaran baru bagiku
Ku disini karna Kau yang memilihku
Tak pernah kuragu akan cintaMu
Inilah diriku dengan melodi untukMu

Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini
Bukan karna kuat dan hebatku
Semua karena Yesus, semua karena Yesus
Tak mampu diriku dapat berdiri tegar, terima kasih Yesus

:')

Friday, May 23, 2014

Hidup Baru dan Perubahannya

Roma 12:1-2 " Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu..."

♣ Hidup kita seperti brosur iklan produk kecantikan, yang nampilin 'before-after' yang tentu saja before-after itu ada perubahannya dan membuat orang lain tertarik. Kita bisa membuat orang tertarik pada Kristus lewat hidup kita. Seperti kita sebagai Anak Tuhan yang telah diberi hidup baru, seharusnya kita menampilkan sikap yang 'baru' juga.
♣ Sejak kita kenal Tuhan dan lahir baru, sikap hidup, tutur kata, perbuatan dan pemikiran kita jadi lebih indah dan nggak amburadul seperti dulu lagi. Perbedaan itu terpancar jelas dalam kehidupan kita. Tanpa perlu bersikap sok rohani pun, orang akan tau ada kemuliaan Tuhan terpancar dari hidup kita sehari-hari.
♣ Tapi perubahan itu tentu tidak bisa bila kita sendiri yang menentukan langkahnya. Sebaliknya, kita memohon pimpinan Tuhan untuk 'mengevaluasi' hidup kita.
♣ Kita harus melakukan Life CleanUp, di mana kita menyerahkan masa lalu kita, apa yang membuat kita merasa 'buruk' dan apa yang sia-sia dalam hidup kita kepada Tuhan.
♣ Minta Tuhan buat menyelidiki hati kita. "Selidikilah aku, ya TUHAN, dan ujilah aku, periksalah keinginan dan pikiranku." -Mazmur 26:2 (Terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari). Minta Tuhan menyelidiki motivasi kita, langkah kita selanjutnya.
♣ Intinya, karena kita telah ditebus dan diperbarui, maka berubahlah, dan serahkanlah!

Referensi catatan: www.renungan-spirit.com

Saturday, May 10, 2014

If This Was A Movie

Last night I heard my own heart beating
Sounded like footsteps on my stairs
Six months gone and I'm still reaching
Even though I know you're not there
I was playing back a thousand memories, baby
Thinking 'bout everything we've been through
Maybe I've been going back too much lately
When time stood still and I had you

Come back, come back, come back to me like
You would, you would if this was a movie
Stand in the rain outside 'til I came out
Come back, come back, come back to me like
You could, you could if you just said you're sorry
I know that we could work it out somehow
But if this was a movie you'd be here by now

I know people change and these things happen
But I remember how it was back then
Wrapped up in your arms and our friends were laughing
'Cause nothing like this ever happened to them,
Now I'm pacing down the hall, chasing down your street
Flashback to the night when you said to me,
"Nothing's gonna change, not for me and you
Not before I knew how much I had to lose"

Come back, come back, come back to me like
You would, you would if this was a movie
Stand in the rain outside 'til I came out
Come back, come back, come back to me like
You could, you could if you just said you're sorry
I know that we could work it out somehow
But if this was a movie you'd be here by now

If you're out there,
If you're somewhere,
If you're moving on,
I've been waiting for you.
Ever since you've been gone
I just want it back the way it was before.
And I just wanna see you back at my front door.
And I say

Come back, come back, come back to me like
You would before you said it's not that easy
Before the fight, before I locked you out
But I take it all back now

Come back, come back, come back to me like
You would, you would if this was a movie
Stand in the rain outside 'til I came out
Come back, come back, come back to me like
You could, you could if you just said you're sorry
I know that we could work it out somehow
But if this was a movie you'd be here by now

You'd be here by now
It's not the kind of ending you wanna see now
Baby, what about the ending
Oh, I thought you'd be here by now, whoa
Thought you'd be here by now

Saturday, May 3, 2014

Dentang KedatanganNya

Matius 24:37-44
★ Pekerja2 di Worseley, Inggris, menyetel jam agar berdentang 13x saat jam menunjukkan pukul 1! Alasannya karena mereka tdk dengar jika hanya berdentang 1x saja, dan akan membuat mereka mengabaikannya dan malas2an
★ Seringkali kita sebagai manusia mengalami hal sprt itu. Kita tdk lg peka dengan suara Allah. Kita mengira Allah tdk berbicara pd kita, tdk lg peduli dgn kita, pdhl Allah selalu bicara pd kita lewat FirmanNya! 
★ Kita jg sering mengabaikan tanda2 kedatangan Tuhan Yesus yg kedua yg tertulis di firmanNya. Kita terlalu cuek, dan malas2an untuk 'berjaga2'
★ Kita tdk perlu mjd seperti pekerja2 Worseley utk mengasah kepekaan kita. Jika kita tau firman, rajin dan memang bnr2 mengerti akan firman dan membangun hub. pribadi dgn Allah, kita pasti tdk akan cuek dan tau perintahNya.
★ Untuk menyadari kedatanganNya yang kedua kali, tak diperlukan dentang lonceng yang lebih keras, tapi diperlukan telinga dan hati yang lebih peka.

Peringatan Tuhan
Scr tdk langsung → nasehat utk berjaga2! Rajin baca firman dan doa, krn itulah dmn kita bisa mendengar suara Allah.

Komitmen
Akhir2 ini kamu kurang peka sm Tuhan. Inget!!! Tuhan selalu 'bicara' sm kamu lewat tiap berkat yg udah Dia berikan waktu kamu menghadapi sesuatu, lewat tiap kerinduanmu utk menyembahNya. Peka!!!! Akankah kamu ttp mengabaikannya dan malas2an? Respect.



Adopted from: www.renungan-spirit.com/renungan-kristen.html dengan ringkasan seperlunya.

Friday, May 2, 2014

Sebuah Pengharapan

I Tesalonika 4:13-18
"Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan."- I Tesalonika 4:17
Kedatangan Yesus yang kedua kali akan segera tiba. Bagaimana perasaan Anda mendengar pernyataan ini? Berbagai macam perasaan ditunjukkan ketika mendengar berita tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Sebagian besar dari antara kita mungkin memiliki perasaan tidak enak. Kita masih hidup dalam dosa. Kesalahan kita akan terungkap. Rahasia-rahasia yang selama ini kita sembunyikan dengan rapat akan dibeberkan. Topeng-topeng rohani yang selama ini kita pakai akan segera dibuka. Apalagi kalau kita terlanjur dikenal sebagai orang saleh, sementara hidup kita sebenarnya sangat bobrok.
Perasaan takut. Kita segera membayangkan munculnya seorang pemimpin baru yang adalah antikris. Belum lagi teror angka setan 666. Masa aniaya besar bagi orang Kristen. Perang Armagedon. Dunia akan kiamat dan hancur berkeping-keping. Semakin sering kita membaca penafsiran-penafsiran tentang keadaan akhir zaman, semakin kuat perasaan takut mencekam. Beberapa lagi diantara kita mungkin akan bersikap cuek dan acuh. Mengapa harus memikirkan hal-hal yang tidak pasti? Kalau Yesus benar datang, ya bagus. Kalau tidak, juga tidak apa. Sebagian lagi mungkin merasa kecewa. Ah, aku ‘kan belum menikah. Aku ‘kan baru saja mencapai puncak karir, masa posisi bagus ini harus diakhiri secepat itu? Atau jika Anda termasuk orang yang sangat ekstrem, mungkin Anda akan langsung menjual seluruh harta Anda dan memilih mengungsi ke gunung-gunung untuk menyambut kedatangan-Nya.Saya tawarkan satu pilihan lagi, sebuah pengharapan. Membayangkan bahwa kedatangan Yesus adalah hal yang sangat menyenangkan. Bertemu muka dengan muka dengan Juru Selamat kita. Mengalami pengangkatan dan bebas dari penderitaan dunia. Segera mengalami kemuliaan kekal yang sangat indah. Seandainya kita selalu berjaga-jaga, tentu berita kedatangan Yesus yang kedua kali tidak akan menggentarkan kita, sebaliknya menjadi pengharapan dan sukacita besar bagi kita. Maranatha, Yesus datanglah!
Jika Anda selalu berjaga-jaga dan dalam keadaan siap, berita kedatangan Yesus yang kedua kali akan menjadi pengharapan bagi Anda.


Adopted from: www.renungan-spirit.com/renungan-kristen.html

Sunday, April 27, 2014

Seorang Ayub

Ayub 1:1-22
★ Belajar dr sosok ayub yg meskipun dlm penderitaannya, ia ttp memuliakan Allah
★ Ayub -> sekalipun badai datang bertubi-tubi, ia justru memunculkan kualitas iman yang sebenarnya
★ Tuhan mengizinkan cobaan bkn utk membuat kita menderita, tp utk mengembangkan kualitas iman kita
★ Percaya dgn Tuhan Yesus tidak menjamin jalan kita menjadi luruussss dan mudahhhh. Tp menjamin bhw Ia selalu menyertai kita wlpn penderitaan sekalipun
★ Seringkali kita keburu nyalahin Tuhan waktu dapet masalah. Tp kita sndr gak prnah introspeksi. Kadang, tanpa sadar yg membuat masalah itu kita sendiri
★ Bila Tuhan mengizinkan sesuatu trjadi pd diri kita, pastilah itu akan berakhir dgn sangat baik. Dengan happy ending. Tinggal kita mau gak ttp setia sm Dia kyk ayub?
★ Kualitas iman tdk dilihat dr sbrp sering kita ke greja. Tp dr kesetiaan kita pd Tuhan kapanpun
★ Apakah hari ini kita juga sedang diproses Tuhan dengan penderitaan-penderitaan yang kita alami? Jangan sampai kita berontak dan meninggalkan Tuhan. Jaga lidah kita dari umpatan, keluhan atau bahkan kata-kata negatif sebagai reaksi kita atas semua penderitaan ini. Jika kita memiliki perspektif yang tepat seperti Ayub, percayalah bahwa apa yang hilang dari hidup kita juga akan dikembalikan oleh Tuhan pada akhirnya, bahkan dikembalikan secara berlimpah-limpah
★ Sikap dan reaksi kita terhadap penderitaan yang Tuhan itulah yang akan menentukan kualitas iman kita

♥ Janji Tuhan
Bahwa Tuhan itu ttp menyertai kita dan melihat kualitas iman kita lewat penderitaan yg kita alami. Jd jgn anggap remeh penderitaan!
Komitmen
Tetap bersyukur. Intropeksi, mslh yg km dpt itu apakah krn keteledoranmu sndiri. Percaya bhw Tuhan mu itu lebih besar!

Tuesday, March 4, 2014

KPR GKI AG

  Seru. Itu yang selalu aku rasain tiap lagi kumpul bareng mereka. Yap, KPR (Komisi Pemuda/Remaja) adalah salah satu komisi di GKI (Gereja Kristen Indonesia) yang beranggotakan remaja kelas 9 sampai pemuda yang sudah kuliah, bahkan kerja. Sementara AG, adalah plat nomor Kediri. 
  Aku menyebut KPR sebagai tempat dimana aku pertama kali berani bertumbuh, dan menyesuaikan karakterku dengan orang lain. Di sinilah pertama kali aku berani melayani Tuhan di bidang musik; piano.
  Sebelumnya, aku dikenal sebagai orang yang pasif, pendiam, dan sulit diajak gila-gilaan bareng. Tapi setelah aku mengenal bocah-bocah KPR, aku mulai bisa mengendalikan sifat pendiamku. Awal aku bergabung di KPR, paling banter aku hanya mengenal Mas Bebe dan Mas Andreas. Itu pun mereka yang mengajakku ngobrol duluan. Beberapa lama kemudian, aku mulai mengenal Mas Agung, Mas Vembry yang lagi kerja di Kalimantan, Mas Wahyu, dan si kembar bersuara emas, Andy-Gary. Aku mulai belajar sifat 'gila' dari mereka. Aku juga mulai dijadwal untuk melayani di musik, atau pemandu pujian. Dengan itu pula aku mulai mengenal bocah KPR lainnya, seperti Mbak Yuni, Mbak Meti, Mbak Febye dari Toraja, Mbak Arde, (calon) pengantin Mbak Anggrek-Mas Yoyok, Mbak Amel, Mbak Dina, calon pendeta; Mas Yonathan, Mbak Moniq (kakak Andy-Gary yang lagi kuliah di Shanghai, Cina), dan banyak lagi. 
  3 tahun sudah aku bergabung di KPR. Mereka bagaikan 'media' yang membuatku lebih mengenal siapa diriku, dan peranku. Aku senang berkumpul dan bertumbuh secara iman bersama mereka, saat persekutuan doa, ibadah KPR, bahkan sewaktu main-main nggak jelas, ngobrol ngalor-ngidul dan bercanda bareng. Kalau aku beberapa hari aja nggak ke gereja, rasanya rindu banget *hahaha*. Rindu melayani Tuhan bareng mereka. Rindu ngobrol dan ketawa bareng mereka sehabis ibadah.
  Kalau lagi nginget-nginget momen-momen bareng KPR, rasanya aku pengen ngulang momen-momen itu. Rasanya bersyukur banget punya sahabat-sahabat seiman kayak mereka, yang gampang diajak bercanda. Bersyukur karena aku punya sebuah komunitas di dalam Tuhan yang istimewa banget{}
 
Seperempat dari anggota KPR, sehabis kebaktian pemuda BAMAG

Monday, February 17, 2014

Still...

Kamu menganggapku hanya sebatas yang bisa kamu lihat. Rasanya terlalu sekejap, terlalu rendah. Kamu tak pernah mencoba untuk bertanya dan menelaah. Bahkan diam sejenak pun tidak.
Aku pun telah lama menyadari. Bahwa aku bertindak seolah-olah telah menjauhimu, melupakanmu, namun di sisi lain, masih ada berbagai macam perasaan yang tersisa. Yang kamu tinggalkan. Masih ada rasa sakit ketika melihat satu sisi kehidupanmu bercerita tentangnya. Ketika kamu membohongiku dengan beribu alasan. 


Kamu terlalu mudah untuk melupakan dan berubah.


Maaf, aku telah mengacaukan hari-hari barumu dengannya dengan kehadiranku kembali. Aku hanya...takut.
Dan kamu, tak pernah sekalipun menyadari semuanya. Menyadari tentang dirimu sendiri, dan tentangku. Atau mungkin belum.

Dan suatu saat, aku yakin bahwa kamu akan kembali menyadari, bahwa aku tetap sama seperti yang pernah kau katakan dulu. 


Walaupun mungkin aku telah benar-benar melupakanmu saat itu. Yah, kuharap.